Oleh Bambang Saputra (Sekretaris Umum MES Kota Balikpapan)
Hadirnya Ibu Kota Nusantara (IKN) di Bumi Etam menghadirkan sejumlah peluang dan tantangan termasuk Kota Balikpapan. Dalam Rencana Induk IKN sebagaimana tertuang dalam lampiran Undang-Undang IKN, Kota Balikpapan berperan sebagai Otot Pendukung Pembangunan IKN yang berfungsi sebagai simpul hilir migas dan logistik Nusantara. Peran strategis tersebut harus ditangkap oleh seluruh stakeholders terutama Pemerintah Kota (Pemkot) untuk mengarahkan visi dan misi Kota Balikpapan menuju Kota Global.
Kota global merupakan kota yang memiliki peran penting dalam pengintegrasian ekonomi transnasional (menjadi primary node dalam jaringan ekonomi dunia) yang mampu menarik modal, barang, sumber daya manusia, gagasan, serta informasi secara global. Kelayakan Kota Balikpapan untuk bertransformasi menjadi kota global ini bukan tanpa alasan.
Tahun 2024 jumlah penduduk Kota Balikpapan mencapai 746 ribu jiwa dengan 73 persen diantaranya merupakan penduduk usia produktif. Pembangunan ekonomi di Kota Balikpapan selama beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Tahun 2023 ekonomi Balikpapan tumbuh tinggi sebesar 6,49 persen, di atas rata-rata pertumbuhan Kaltim dan Nasional. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Balikpapan mencapai Rp 143,17 triliun dengan PDRB per kapita sebesar Rp 201,64 juta atau US$ 12.845 (sudah tergolong sebagai pendapatan negara maju). Detail kontribusi PDRB yaitu industri pengolahan (47,2%), konstruksi (15,6%), transpostasi dan pergudangan (11,6%), perdagangan (9,6%) dan jasa keuangan (3,9%).
Selain pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat Kota Balikpapan juga terus meningkat dengan nilai indeks pembangunan manusia yang sangat tinggi dengan nilai 82,03 di atas rata-rata Kaltim dan Nasional. Tingkat pengangguran berhasil kita tekan secara berkesinambungan dari 9 persen tahun 2020 menjadi 6 persen tahun 2024. Tidak hanya itu, pada tahun 2024 Kota Balikpapan dinobatkan sebagai Kota dengan presentasi penduduk miskin terendah di Indonesia hanya sebesar 2,23 persen.
Besarnya potensi tersebut dalam mendukung Kota Balikpapan menjadi Kota Global harus didukung langkah nyata dalam pencapaian enam indikator sebagai berikut yaitu: Pertama, sektor ekonomi yang mapan dan terkoneksi secara global; Kedua, kapasitas riset dan inovasi yang baik dan terus-menerus; Ketiga, nyaman untuk dihuni; Keempat, cultural value yang menarik untuk dikunjungi; Kelima, lingkungan yang bersih, nyaman dan berkelanjutan; serta Keenam, terkoneksi secara intra dan inter-kota.
Selain keenam aspek indikator di atas pembangunan kota global di Kota Balikpapan dapat menitikberatkan pada tiga poin utama yaitu: Pertama, Kelayakan huni: mencakup aspek perumahan hingga kesehatan bagi warga; Kedua, Lingkungan: mencakup fasilitas pengolahan sampah, sanitasi, dan air limbah; dan Ketiga, Aksesibilitas: mencakup aspek pembangunan transportasi umum dan jaringan jalan.
Di tengah musim pemilihan kepada daerah ini, sejatinya visi Balikpapan menjadi Kota Global dapat menjadi tawaran menarik bagi semua calon untuk menyampaikan gagasan Balikpapan menjadi kota global yang mulai muncul di pentas dunia dengan adanya IKN. Wali Kota Balikpapan ke depan harus cepat belajar pada keunggulan kota global terbaik di dunia. New York merupakan pusat aktivitas bisnis dan pasar keuangan, Beijing markas perusahaan kelas dunia (versi Fortune 500), London kantor firma top dunia, Hong Kong pusat kargo udara, Shanghai pusat kargo laut, Wina kota konferensi, dan San Francisco pusat perusahaan unikorn.