Aspakusa Makmur: Dari Sawah Boyolali ke Supermarket Besar, Kini Siap Melangkah ke Pasar Online

Redaksi IDC | Thursday, 11 September 2025 | 09:38
sayur organik aspakusa

MEDIAONLINEIDC.COM; BOYOLALI– Bagi sebagian orang, sayuran mungkin hanya kebutuhan sehari-hari. Namun bagi Aspakusa Makmur, kelompok tani hortikultura asal Boyolali, sayuran adalah jalan menuju kesejahteraan petani dan pintu menuju pasar yang lebih luas.

Sejak berdiri pada 10 November 2005, Aspakusa Makmur tumbuh dari sekadar kelompok tani biasa menjadi penyedia sayuran premium yang kini rutin masuk ke rak supermarket besar di Solo, Yogyakarta, Semarang, hingga Surabaya. Perjalanan mereka tidak sebentar. Tahun 2010, kelompok ini resmi berdiri mandiri dan pada Tujuh Juni 2012 mendapat piagam pengakuan dari Bupati Boyolali.

“Visi kami sederhana: meningkatkan kesejahteraan petani lewat produksi sayuran premium,” ujar Uji Lestari Puji Astuti, pengelola Aspakusa Makmur.

Aspakusa tidak lepas dari tantangan. Puji- demikian ia disapa- mengatakan, saat pandemi Covid-19, selama tiga bulan penuh mereka tidak bisa mengirim sayuran karena banyak toko tutup. Hasil panen petani pun menumpuk. Namun mereka bertahan dengan menjaga kualitas dan konsistensi.

“Kompetitor banyak, dari Magelang sampai Bandung. Tapi kuncinya kami selalu jaga kualitas dan kontinuitas. Kami konsisten harus bisa menyediakan sayur sesuai permintaan meski terkendala di cuaca dan produksi panen,” kata Puji antusias

Kini, setiap minggu kelompok ini bisa mengirim sayuran ke Surabaya dengan truk engkel yang penuh dua kali seminggu. Omzetnya mencapai lebih dari Rp100 juta per bulan, dengan dukungan sekitar 200 petani dan 21 karyawan.

Sayur Premium dengan Teknologi Ozon

Salah satu keunggulan Aspakusa adalah penggunaan teknologi pencucian ozon yang dikembangkan bersama Universitas Diponegoro Semarang. Teknologi ini membuat sayuran lebih segar, tahan lama, sekaligus aman dari sisa pestisida dan bakteri pembusuk.

“Kalau di pasar tradisional, sayur bisa melewati banyak tangan tengkulak. Di Aspakusa, jalurnya lebih pendek: dari petani ke Aspakusa, lalu langsung ke toko. Hasilnya sayur lebih fresh dan kualitas terjamin,” ujarnya tersenyum

Sayuran yang diproduksi pun beragam, ada 80–100 jenis, mulai dari sawi, kangkung, hingga sayuran premium seperti okra, asparagus, bayam merah, hingga lenca.

“Beberapa jenis bahkan jadi primadona di hotel dan restoran,” kata Puji.

Meski sudah lebih dari 14 tahun berdiri, semangat Aspakusa tidak pernah padam. Bagi Puji, usaha ini bukan semata bisnis, melainkan perjuangan untuk mengangkat taraf hidup petani.

“Harapan saya, semakin banyak petani yang bergabung dan produksinya bisa kami tampung. Dengan begitu, kesejahteraan mereka juga ikut meningkat,” pungkasnya.

Dengan slogan “Makan Sayur Segar Lebih Sehat”, Aspakusa Makmur membuktikan bahwa dari desa kecil di Boyolali, mimpi besar bisa tumbuh: menjaga kualitas, menguatkan pasar online, dan membawa sayur Indonesia ke dunia.

Menatap Pasar Online dan Sertifikat Organik

Meski sudah berhasil masuk jaringan retail modern, Aspakusa tidak berhenti di situ. Mereka kini sedang mempersiapkan pemasaran online untuk menjawab tren belanja masyarakat yang semakin bergeser ke platform digital. Transformasi dan inovasi ini mendapat dukungan penuh dari Bank Indonesia

“Sekarang pengunjung supermarket mulai berkurang, banyak yang beralih belanja online. Karena itu Aspakusa kami latih dan dampingi untuk mengembangkan penjualan digital,” kata seorang pejabat Bank Indonesia Solo yang turut mendampingi Aspakusa.

“BI mendorong literasi keuangan dan penggunaan teknologi digital untguk menjadikan UMKM sebagai pilar ekonomi yang naik kelas,” ujarnyua lagi.

Selain itu, Aspakusa juga tengah mengurus sertifikat organik agar bisa membuka peluang ekspor. Harapannya, produk sayuran Boyolali bisa menembus pasar internasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.(Imy)