Oleh Bambang Saputra (Sekretaris Umum MES Kota Balikpapan)
Kalimantan Timur (Kaltim) memiliki sumber daya alam (SDA) yang melimpah seperti batubara, gas, dan minyak bumi, namun ketersediaannya menjadi semakin hari kian terbatas. Untuk itu pengembangan ekonomi alternatif berbasis pada optimalisasi kekayaan sumber daya manusia (SDM) dan budaya yaitu kreativitas dan inovasi menjadi hal yang utama untuk pembangunan berkelanjutan.
Ekonomi kreatif (ekraf) merupakan ekonomi yang didorong oleh kreativitas dan inovasi manusia memiliki peluang besar untuk dapat meningkatkan daya saing Kaltim, terlebih adanya peluang kehadiran Ibu Kota Nusantara (IKN) di Bumi Etam. Berdasarkan data Dinas Pariwisata Kaltim, kontribusi subsektor ekraf terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) cukup besar sebesar 30,2 persen, meskipun kontribusi ekspor masih rendah sebesar 0,2 persen. Terkait dengan kontribusi ekraf tersebut Dinas Periwisata Kaltim juga telah menetapkan 3 sub sektor unggulan (kuliner, kriya/wastra dan aplikasi/game) dan 3 sub sektor prioritas (seni pertunjukan, fotografi, film, animasi dan video, serta musik).
Strategi dan Implementasi
Beberapa langkah strategis yang dapat diimplementasikan oleh Pemda Bersama stakeholder lainnya. Pertama, pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas di dalam Teknik produksi, desain produk, serta pemasaran digital yang sesuai dengan tren yang ada. Kedua, kolaborasi antar pelaku usaha, pemerintah dan Lembaga Pendidikan yang dapat menciptakan ekosistem yang dapat menstimulus adanya inovasi. Ketiga, melalui crowdsourcing ide yaitu melibatkan konsumen dalam proses inovasi dengan memberikan masukan pada produk kriya maupun kuliner.
Promosi dan Pemasaran
Promosi dan pemasaran adalah kunci keberhasilan dalam meningkatkan ekraf Kaltim, khususnya untuk sektor kuliner dan kriya. Strategi yang dapat diimplementasikan. Pertama, digital marketing yang mengoptimalkan platform media sosial seperti Instagram dan TikTok sehingga menampilkan unique selling value proposition serta optimalisasi platform e-commerce dan layanan pengiriman barang/makanan untuk memperluas pasar. Kedua, penerapan storytelling marketing yang dapat mencaritakan cerita produk seperti asal-usul bahan baku, kaitannya dengan budaya atau tradisi masyarakat, serta sejarah yang dapat meningkatkan nilai otentitas produk. Ketiga, pelaku ekraf harus terus berinovasi, menciptakan produk baru yang sesuai dengan tren pasar baik nasional maupun global. Keempat, adanya festival ekraf disemua jenjang lapisan masyarakat termasuk diintegrasikan dengan kalender event pariwisata Kaltim.
Kolaborasi dan Sinergi Ekraf dan Industri
Terkait dengan hal ini Pemda harus mengambil peran besar untuk merancang kolaborasi dan sinergi pelaku usaha dengan industri termasuk swasta serta perguruan tinggi untuk menciptakan ekosistem ekraf yang kuat melalui pendekatan klaster. Kolaborasi antara Perusahaan besar dan pelaku ekraf dalam suatu klister dapat meningkatkan efisiensi, inovasi dan daya saing. Untuk itu Pemda dapat mengembangkan kebijakan terpadu dimana yang menerapkan kebijakan yang mendukung kolaborasi/integrasi ekraf/UMKM ke dalam rantai pasok industri menengah dan besar mendapatkan insentif pajak, kemudahan akses kredit dan kemudahan birokrasi.(yus)