BI Balikpapan Gencarkan Program Wakaf dan Sertifikasi Halal

Redaksi IDC | Monday, 23 June 2025 | 12:33
1000420668

MEDIAONLINEIDC.COM; BALIKPAPAN– Kantor Perwakilan Bank Indonesia launching program wakaf sosial pembangunan masjid Al- Haqq Kota Balikpapan dan Program Wakaf Produk Budidaya Ayam Petelur Ponpes Trubus Iman Kabupaten Paser pada Sabtu (21/06/ 2025). Acara berlangsung di Atrumium Pentacity Balikpapan dan dimeriahkan oleh aneka lomba dan pameran UMKM Binaan BI Balikpapan.

Dalam sambutannya Kepala Kantor Perwakilan BI Balikpapan – Robi Ariadi mengatakan pihaknya terus memperkuat komitmen dalam membangun ekosistem ekonomi syariah melalui berbagai kegiatan. Inisiatif yang telah dilakukan adalah pelatihan juru sembelih halal, pengembangan wakaf produktif, hingga kolaborasi dengan pelaku industri fashion muslim. Langkah ini menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Pekan Ekonomi Syariah Nusantara yang digelar untuk mendorong literasi dan inklusi ekonomi syariah di Kalimantan Timur.

“Penguatan ekosistem ekonomi syariah dimulai dari aspek makanan yang halal dan thayyiban. Tahun lalu kami melatih sekitar 500 juru sembelih halal (Juleha) bekerja sama dengan Kementerian Agama. Kami juga membantu mereka yang sedang antre untuk mendapatkan sertifikasi halal agar lebih yakin bahwa produknya sesuai syariah,” ujar Robi.

Tidak hanya berhenti pada aspek konsumsi, kata Robi menjelaskan, BI juga tengah membangun fondasi ekonomi syariah melalui pengembangan wakaf produktif. Sebab selama ini wakaf identik dengan tanah atau bangunan sehingga kini diarahkan untuk mendukung kegiatan ekonomi masyarakat. Salah satu inovasi yang kini tengah dikembangkan untuk tingkatkan wakaf adalah aplikasi digital “Satu Wakaf Indonesia ” yang sudah tersedia di Android.

“Kami mulai dengan peluncuran program wakaf masjid di Balikpapan dan peternakan di Paser. Harapannya masyarakat tidak hanya berwakaf, tetapi juga mendapat manfaat langsung dari pembiayaan wakaf tersebut,” jelasnya.

Meski saat ini baru mencakup dua proyek di Paser dan Balikpapan Penajam Paser Utara (BPPU), ke depan program ini akan diperluas dan dibuat lebih transparan. Saat ini, ujar Robi, BI juga tengah mengembangkan proyek wakaf produktif di wilayah Albanjari.

Roobi berujar, dorongan kuat terhadap ekonomi syariah didasari oleh keyakinan bahwa sistem ini merupakan masa depan dunia, terlebih di tengah kegagalan sistem kapitalisme dalam menjawab tantangan sosial-ekonomi.

“Ekonomi syariah adalah enzim baru dalam ekonomi Indonesia. Kini banyak produsen fashion dan makanan yang berbasis syariah. Kami dorong mereka sebagai market baru melalui kampanye halal value chain, dari hulu ke hilir,” ujar Robi optimis.

“Halal bukan hanya label, tapi menjamin bahwa produk itu sehat dan aman karena dikelola dengan benar. Bahkan pasar luar negeri seperti Australia kini mencari produk sapi yang disembelih secara syariah,” katanya menambahkan.

Robi berujar dalam pengembangan wakaf produktif, BI hanya berperan sebagai fasilitator. Dalam hal ini BI melibatkan stakeholder terkait seperti Pemkab, Baznas, dan Kemenag—untuk mendorong kolaborasi yang solid.

“Kami ingin pangsa pasar pembiayaan syariah naik menjadi 5-6 persen. Untuk itu kami terus fasilitasi dorong agar bersertifikasi halal, kemudian kita adakan pelatihan dan penyuluhan wakaf agar bisa berkembang. Setelah itu kita dorong lagi untuk bergabung di Badan Wakaf Indonesia dan memanfaatkan aplikasi satu wakaf itu, ujar Robi. (Imy)