UMKM Melek Digital, Ekonomi Syariah Makin Ngegas!

Redaksi IDC | Thursday, 31 July 2025 | 19:50
Robi Ariadi-- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan

MEDIAONLINEIDC.COM; BALIKPAPAN– MEDIAONLINEIDC.COM; BALIKPAPAN– Transformasi digital dan semangat syariah menjadi duet maut yang kini makin memperkuat pelaku UMKM di Balikpapan. Lewat dukungan penuh dari Bank Indonesia Balikpapan, berbagai pelaku usaha kecil mulai naik kelas dengan mengadopsi sistem pembayaran non-tunai dan mengedepankan produk halal. Hasilnya? Ekonomi syariah di daerah pun makin “ngegas!” dan masyarakatnya pun jadi melek teknologi.


Robi Ariadi- Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, mengatakan digitalisasi kini bukan lagi pilihan, melainkan sudah menjadi kebutuhan. Ia berujar di kota Balikpapan semua target baik dari sisi merchant, volume transaksi dan pengguna QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) telah berjalan dengan baik. BI sendiri telah melakukan upaya untuk meningkatkan penggunaan QRIS, salahsatunya adalah Fentura atau Festival Non Tunai Nusantara.


“Kita ingin masyarakat terbiasa dengan transaksi non-tunai. Semua pakai QRIS karena praktis, aman dan transparan. Digitalisasi juga merupakan kunci mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Robi antusias.


Kata Robi menjelaskan, hal ini bukan hanya soal teknologi, melainkan juga menjadi kebiasaaan baru agar masyarakat lebih praktis dan aman saat bertransaksi. Untuk itu semua UMKM yang menikuti kegiatan wajib menerima pembayaran melalui QRIS.
“Jadi kalau UMKM nya belum punya QRIS, nggak bisa ikut. Ini adalah merupakan cara kita membiasakan pelaku UMKM menghadapi dunia digital,” kata Robi seraya tersenyum.


Kata Robi, transaksi QRIS oleh BI Balikpapan ditargetkan 30,11 juta transaksi hingga akhir tahun, yang mana sampai saat ini telah terjangkau 50 persen dari target atau menjangkau nominal transaksi sebesar Rp. 6,5 miliar. Pemerintah, kata Robi, menargetkan 40 juta merchant pengguna QRIS baru.


Inovasi QRIS juga menyasar rumah ibadah, yang mana masyarakat membayar zakat, infak dan sedekah cukup dengan scan barcode yang tertera di rumah ibadah tersebut. Inovasi ini sudah berjalan sejak tahun 2023 dan masih berjalan efektif sampai saat ini.
Bahkan belum lama ini, BI Balikpapan memperkenalkan aplikasi digital “Satu Wakaf Indonesia” yang kini tersedia di smartphone berbasis android. Hal ini menjadi bagian dari upaya BI memperkuat komitmen dalam membangun ekosistem ekonomi syariah dengan cara yang praktis dan modern.


Kata Robi menjelaskan, BI kini tengah membangun fondasi ekonomi syariah melalui pengembangan wakaf produktif. Saat ini dua lembaga keislaman wilayah kerja BI Balikpapan yang terdaftar di “Satu Wakaf Indonesia” adalah wakaf pembangunan Masjid Al- Haqq Balikpapan dan Wakaf Produktif Budidaya Ayam Kampung Petelur dan Pedaging Ponpes Trubus Iman Kabupaten Paser.


“Cukup install aplikasinya, kemudian scan dan wakaf. Dalam aplikasi tertera daftar orang yang telah berwakaf dan nanti ada sertifikatnya,” ujar Robi.

Produk Halal, Transaksi Digital: Kombinasi Juara


Komitmen BI dalam mengkampanyekan gerakan non-tunai juga diwujudkan dalam kegiatan Pekan Ekonomi Syariah Nusantara yang menjadi agenda rutin. Robi berujar, semua tenant yang berjualan di setiap event yang diselenggarakan oleh BI, wajib menggunakan QRIS. Sementara yang menjadi fokus utama BI dalam pekan ekonomi syariah tersebut adalah memastikan UMKM mampu menyediakan produk halal dan thayyiban (baik dan sehat).


“Penguatan ekosistem ekonomi syariah dimulai dari aspek makanan yang halal dan thayyiban,” kata Robi.


“Sistem ini merupakan masa depan dunia. Ekonomi syariah adalah enzim baru dalam ekonomi Indonesia maupun dunia. Bahkan pasar luar negeri seperti Australia kni mencari produk sapi yang disembelih secara syariah,” kata Robi antusias.


Sebagai kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Balikpapan terus dipacu agar menjadi contoh ekosistem ekonomi halal di Indonesia. Bekerjasama dengan Kantor Kementrian Agama Kota Balikpapan, BI memfasilitasi pelatihan Juru Sembelih Halal (Juleha) dan sertifikasi produk halal untuk UMKM. Kata Robi, sedikitnya 500 pedagang telah mengantongi sertifikat halal agar produk yang mereka perdagangkan makin dipercaya oleh masyarakat.


Saat ini kawasan wisata kuliner yang telah mengantongi sertifikat halal berkat fasilitas yangdiberikan BI adalah Zona Khas (Kawasan Halal, Aman dan Sehat) di Taman Bekapai. Ditaman ini, kata Robi, dipastikan semua produk yang dijual sudah sesuai ketentuan syariah.


“Jadi masyarakat nggak usah khawatir. Semua penjual termasuk daging ayam untuk bahan kuliner di Taman Bekapai sudah bersertifikat halal. Ini upaya kami agar masyarakat lebih tenang dan yakin saat membeli makanan di Taman Bekapai,” ujarnya.


“Kedepan, zona halal ini akan diperluas ke wilayah kerja BI Balikpapan lainnya yaitu Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Paser, agar lebih banyak warga dan UMKM bisa terlibat dalam ekosistem ekonomi syariah. (Imy)

Tags :