Oleh : Bambang Saputra (Dosen STIE Balikpapan)
Ekonomi Kaltim tumbuh berkelanjutan dan tertinggi di pulau kalimantan pada tahun 2024. Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim menunjukkan pertumbuhan ekonomi Kaltim secara keseluruhan tahun 2024 tercatat tumbuh tinggi sebesar 6,17 persen menurun dari tahun sebelumnya sebesar 6,22 persen namun konsisten di atas 6 persen.
Hal ini menjadi momentum untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi Kaltim yang berkelanjutan sebagaimana target Presiden Prabowo sebesar 8 persen. Kaltim berpotensi menjadi episentrum pertumbuhan ekonomi Indonesia masa depan yang berkelanjutan, sebagai penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN).
Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan pada tahun 2024 didukung oleh hampir seluruh komponen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Dari sisi produksi, tiga lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 16,46 persen; lalu diikuti oleh Lapangan Usaha Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 16,41 persen; dan Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 13,60 persen. Sementara itu, Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian sebagai lapangan usaha utama perekonomian Kaltim juga tumbuh sebesar 6,76 persen.
Sementara itu, dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (PK-Pemerintah) yaitu sebesar 11,78 persen. Selain itu, peningkatan kinerja yang cukup baik juga ditunjukkan oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh sebesar 11,26 persen. Komponen lainnya, yaitu Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), Komponen Ekspor Barang dan Jasa, dan Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) tumbuh positif masing-masing sebesar 8,29 persen, 7,02 persen dan 4,81 persen.
Momentum pertumbuhan ini dapat dijadikan refleksi khususnya di periode Gubernur Baru Rudy Mas’ud, untuk menciptakan akselerasi pertumbuhan ekonomi Kaltim menuju 8 persen. Beberapa rekomendasi yang diberikan:
Pertama, menciptakan transformasi dan diversifikasi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Hal ini dapat dilakukan melalui hilirisasi dan reindustrialisasi sektor eksisting serta pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Kaltim berskala Nasional dan Internasional.
Kedua, meningkatkan efisiensi dan optimaliasi investasi. Hal ini dilakukan dengan mempermudah proses perijinan dan meningkatkan akses kredit bagi sektor swasta serta UMKM. Di sisi lain, Kaltim juga perlu meningkatkan produktivitas tenaga kerja lokal melalui pengembangan keterampilan dan adobsi teknologi yang dapat memperkuat daya saing SDM Kaltim.
Ketiga, meningkatkan belanja pemerintah untuk pembangunan infrastruktur Kaltim. Hal ini dapat meningkatkan efek ganda terhadap perekonomian Kaltim, mendorong pertumbuhan sektor konstruksi, serta mempercepat akses Masyarakat terhadap fasilias dasar.
Keempat, penguatan konsumsi rumah tangga sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi Kaltim jangka pendek. Untuk itu, peningkatan daya beli masyarakat, terutama kelas menengah, perlu dilakukan melalui perlindungan sosial dan peningkatan pendapatan.
Dan kelima, penguatan tata kelola dan koordinasi kebijakan menjadi kunci penting. Pemda Kaltim harus memperkuat koordinasi dengan Pusat dan Daerah termasuk Otorita IKN untuk menghindari tumpang tindih regulasi serta meningkatkan transparansi dan sinergi dalam program, penggunaan anggaran dan proyek pemerintah.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Kaltim memiliki potensi besar untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan mencapai target 8 persen per tahun. (yus)