
MEDIAONLINEIDC.COM; BALIKPAPAN– Persiapan menuju beroperasinya kilang modern di Balikpapan semakin matang. Sejumlah fasilitas pendukung di area proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan dan Lawe-Lawe kini mulai berfungsi setelah melewati tahap uji coba.
Keberhasilan ini menandai langkah penting dalam kesiapan sistem utilitas yang menjadi tulang punggung pengoperasian kilang.
Kepala bagian hubungan dan hukum PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), Asep Sulaeman, menjelaskan bahwa fasilitas yang kini aktif meliputi sistem pengolahan air laut, pengolahan air payau, pendingin air, serta sistem udara bertekanan.
“Fasilitas-fasilitas ini memastikan pasokan air dan udara berjalan stabil agar seluruh proses kilang beroperasi efisien dan aman,” ujarnya, Senin (27/10/2025).
Air menjadi salah satu elemen vital dalam pengoperasian kilang. Di proyek RDMP Balikpapan, air laut diolah melalui sistem Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) dan air payau diolah lewat Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO). Hasilnya adalah air tawar berkualitas tinggi yang dipakai untuk berbagai kebutuhan, mulai dari pendinginan hingga bahan baku ketel uap.
Teknologi penyaring berbasis membran ini memungkinkan pemisahan garam dan partikel halus, menjadikan kilang Balikpapan sebagai salah satu fasilitas dengan sistem pengolahan air mandiri terbesar di Indonesia.
“Dengan sistem ini, kilang mampu memenuhi kebutuhan air proses tanpa bergantung pada pasokan luar,” terang Asep.
Selain air, stabilitas udara bertekanan juga menjadi faktor penting dalam operasional. Fasilitas Instrument Air dan Plant Air di kilang ini berfungsi menggerakkan berbagai sistem otomatis, termasuk katup dan alat kendali di berbagai unit produksi. Semua sistem terhubung ke ruang kendali terpusat Utilities Control Room (UCR) yang memantau kinerja secara real time.
Untuk menjaga suhu operasi tetap stabil, dua fasilitas pendingin air (Cooling Tower) juga telah mulai beroperasi. Fasilitas ini menyirkulasikan kembali air yang telah didinginkan ke berbagai unit proses, membantu menjaga efisiensi energi kilang.
Menurut Asep, keberhasilan uji coba ini menjadi langkah penting sebelum kilang memasuki tahap pengoperasian unit utama, yakni Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC).
“Ini bagian dari kesiapan kami menuju operasi penuh. Sistem utilitas sudah terintegrasi dan siap mendukung tahapan berikutnya,” ungkapnya.
RDMP Balikpapan merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang bertujuan memperkuat ketahanan energi Indonesia. Dengan kesiapan fasilitas dasar seperti air dan udara, proyek ini diharapkan mampu beroperasi lebih efisien dan ramah lingkungan, sekaligus memperkuat pasokan energi di wilayah timur Indonesia. (Imy)








