MEDIAONLINEIDC.COM. SAMARINDA : Badan Pangan Nasional seperti diketahui telah menggagas kegiatan bernama “Gerakan Selamatkan Pangan” gerakan ini untuk mengantisipasi pangan yang berlebih di masyarakat atau di perusahaan ritel makanan. Karena Menurut data Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) dari keseluruhan sampah, maka 60 persennya merupakan sampah dari limbah makanan. Secara sosial, kehilangan makanan (loss food) yang hanya menjad limbah makanan (waste food) ini setara dengan kandungan energi untuk porsi makan puluhan hingga ratusan juta orang per tahun, sehingga jika jumlah kehilangan makanan ini disalurkan pada yang membutuhkan, bisa membantu menjaga ketahanan pangan. Untuk itu daripada jadi limbah, maka harus bijak dalam belanja makanan, atau menyalurkan makanan yang berlebih tersebut ke Food Bankatau Bank Pangan, terlebih di bulan Ramadhan seperti saat ini, berbagi makanan akan menjadi ladang pahala yang berlipat ganda.
Hal ini seperti yang ditekankan oleh Amaylia Dina Widyastuti, Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan Dinas Pangan, Tanaman Pangan Dan Hortikultura Provinsi Kaltim, kala ditemui belum lama ini di Komplek Kantor Gubernur Kaltim.
Menurut Dina upaya untuk menyelamatkan pangan yang berlebih tersebut dapat disalurkan dengan melalui Food Bank atau Bank Pangan.
Bank Pangan sendiri merupakan lembaga nirlaba yang bertugas menerima, memproses, menyimpan, dan membagikan surplus makanan dari donatur yang tersedia ke yang membutuhkan.
Karena menurut hasil kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) bersama sejumlah lembaga, Indonesia membuang sampah makanan 23-48 juta ton per tahun pada periode 2000-2019.
Atau setara dengan 115-184 kilogram per kapita per tahun, dengan kerugian ekonomi yang ditimbulkan sebesar Rp 213 – 551 triliun/tahun.
Secara sosial, kehilangan ini setara dengan kandungan energi untuk porsi makan 61-125 juta orang per tahun.
Limbah makanan ini didominasi oleh jenis padi-padian yakni beras, jagung, gandum, dan produk terkait.
Sementara jenis pangan yang prosesnya paling tidak efisien adalah sayur-sayuran, di mana kehilangannya mencapai 62,8 persen dari seluruh suplai domestik sayur-sayuran yang ada di Indonesia.
Sebuah potensi pangan yang sangat besar jika disalurkan ke yang membutuhkan, maka akan membantu menopang ketahanan pangan.
Karena Food Bank sendiri bagian dari elemen keberlanjutan pangan yang dibutuhkan bagi menjaga ketahanan pangan tersebut.
Sehingga kaitannya antara Food Bank dengan ketahanan pangan itu sendiri, menurut Dina adalah dapat dilihat dari potensi porsi makanan yang berlebih tersebut mampu memberi makan puluhan hingga ratusan juta orang.
Kalau di Indonesia, namanya Food Bank of Indonesia,“ tutur Dina menjelaskan tentang Food Bank yang banyak orang masih awam akan kehadirannya, padahal Food Bank ini disebut sudah 5 tahun hadir di Indonesia.
Menurut Dina, di pulau Jawa, Food Bank of Indonesia sudah bekerjasama dengan para donatur semacam perusahaan ritel Superindo.
“Biasanya di perusahaan ritel tersebut, miliki kebijakan mendistribusikan makanan yang akan kadaluarsa mereka yang masih layak makan, dengan syarat diterima Food Bank yakni makanan tersebut minimal 3 bulan dari batas expired, “ terang Dina.
Dina mengatakan, ‘Dari Food Bank, melalui para relawan ibu-ibu akan memasak makanan tersebut lalu disalurkan ke penerimanya, misal ke panti asuhan, panti jompo atau TK dan Paud untuk produk susu, biskuit dan makanan balita”.
Distribusi pangan berlebih tersebut bukan hanya bagi perusahaan ritel saja namun juga terhadap masyarakat umum, yang punya makanan berlebih semacam usai melaksanakan pesta atau hajatan, dapat menyalurkannya ke yang membutuhkan daripada hanya menjadi sampah makanan.
Dina melanjutkan, “Gerakan selamatkan pangan ini harus masif kita lakukan, tahun lalu kita sudah bikin surat edaran Gubernur untuk upaya penyelamatan pangan”.
“Terus kita sosialisasi ke Dinas Pangan seluruh Kabupaten Kota di Kaltim, untuk membuat surat edaran Walikota dan Bupati, tentang upaya menyelamatkan pangan tersebut,” terangnya lagi.
Selain itu gerakan selamatkan pangan ini menurut Dina bisa dimulai dari keluarga.
Sehingga Dina menyerukan agar stop boros pangan di keluarga, “Jadi harus bijak berbelanja, tidak boleh lapar mata, atau semua mau dibeli, ambil makanan tidak berlebih, agar tidak mubazir jika tidak sanggup menghabiskannya”.
“Terlebih kita tidak boleh mubazir dengan membuang makanan, di agama kan mengajarkan itu, makanan yang berlebih dapat langsung disumbangkan ke yang membutuhkan, “ pungkas Dina.
Memberi makan orang adalah sebuah kebaikan yang akan mendapat ganjaran pahala, terlebih di bulan Ramadhan seperti saat ini, di mana setiap amal ibadah kebaikan akan dilipat gandakan pahalanya oleh Allah SWT.
Ayo beramal selamatkan pangan demi menjaga ketahanan pangan kita. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H/2024.
Penulis : Amy
===> Simak pula berita audio visualnya di instagram ; @idcfm