MEDIAONLINEIDC.COM; BALIKPAPAN– Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Balikpapan, pada bulan Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,08% (mtm), lebih rendah dibandingkan bulan Mei 2023 yaitu sebesar 0,33% (mtm). Sementara secara tahunan, inflasi IHK Kota Balikpapan tercatat sebesar 3,87% (yoy), atau lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (3,52% yoy) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi gabungan dua kota di Provinsi Kalimantan Timur (3,76% yoy).

Berdasarkan data tersebut, Inflasi di Balikpapan pada Juni 2023 didorong oleh komoditas angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, rokok kretek filter, dan ikan trakulu. Kenaikan harga yang terjadi pada komoditas angkutan udara sejalan dengan tingginya permintaan pada periode HBKN serta libur sekolah.
“Kenaikan harga juga dialami komoditas daging ayam ras & telur ayam ras akibat terbatasnya pasokan serta tingginya harga pakan ternak yang menambah biaya produksi,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan– R. Bambang Setyo Pambudi.
Bambang mengatakan, mengacu pada data dari BPS kota Balikpapan komoditas rokok kretek filter turut mengalami peningkatan harga. Hal tersebut akibat adanya penyesuaian harga dari distributor sebagai dampak lanjutan dari biaya distribusi yang meningkat.
“Adapun komoditas ikan trakulu mengalami lonjakan harga akibat menurunnya hasil tangkapan nelayan di tengah kondisi cuaca yang tidak kondusif,” ujarnya.
Di sisi lain, kata Bambang, beberapa komoditas mengalami deflasi antara lain kangkung, sawi hijau, dan kacang panjang. Hal ini seiring dengan dengan rendahnya permintaan pada periode panen. Selain itu ikan layang yang juga mengalami penurunan harga seiring dengan hasil tangkapan nelayan yang meningkat.
“Komoditas semen mengalami penurunan harga sejalan dengan harga batubara yang mengalami koreksi,” ujarnya lagi.
Bambang berujar ke depan, beberapa faktor yang diperkirakan masih akan memberikan tekanan inflasi, diantaranya adalah: i) masih berlanjutnya periode libur semester yang meningkatkan risiko naiknya permintaan komoditas angkutan udara, dan ii) Gangguan cuaca yang tidak menentu serta ancaman El-Nino berpotensi untuk mengganggu kinerja produksi pangan di daerah produsen sehingga menghambat distribusi ke wilayah Balikpapan.
Bank Indonesia bersama Pemerintah Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di wilayah kerja Bank Indonesia Balikpapan terus bersinergi dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi, antara lain melalui pelaksanaan bazar murah TPID serta koordinasi program pengendalian inflasi.
“TPID Kota Balikpapan juga melaksanaan operasi pasar SPHP yang terangkum dalam Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan atau GNPIP,” kata Bambang. (*/ Imy)