Pemilu Sistem Proporsional Tertutup

Redaksi

Ramai dibahas diberbagai media dan masih menunggu putusan dari Mahkamah Konstitusi apakah Pemilu mendatang masih menerapkan Sistem Proporsional Terbuka atau Tertutup. Nah, sebagai wawasan politik untuk readers, Pemilu sistem proporsional tertutup adalah sistem pemilihan umum di mana pemilih memberikan suara untuk partai politik, dan perwakilan dalam lembaga legislatif didistribusikan secara proporsional berdasarkan jumlah suara yang diperoleh oleh setiap partai. Dalam sistem proporsional tertutup, daerah pemilihan dibagi menjadi beberapa distrik, dan setiap partai mengajukan daftar calon mereka untuk setiap distrik. Intinya readers, saat pemilu yang dicoblos adalah gambar partai bukan gambar para caleg yang biasanya kita lakukan pada pemilu sebelumnya.

Dalam sistem ini, pemilih memberikan suara untuk partai politik, bukan untuk kandidat individual. Partai-partai politik menentukan urutan kandidat dalam daftar mereka. Jumlah kursi yang diberikan kepada setiap partai ditentukan oleh persentase suara yang diperoleh oleh partai tersebut secara keseluruhan di tingkat nasional atau di wilayah pemilihan tertentu.

Kekhususan sistem proporsional tertutup adalah daftar calon partai politik yang disusun sebelum pemilihan. Daftar ini terdiri dari calon-calon yang ditetapkan oleh partai politik. Ketika pemilih memberikan suaranya, mereka memilih partai politik, bukan calon tertentu. Kursi di parlemen kemudian didistribusikan kepada calon-calon partai berdasarkan urutan dalam daftar tersebut.

Kelebihan sistem proporsional tertutup adalah:

Pertama, Representasi yang proporsional. Sistem ini memastikan bahwa partai-partai politik menerima jumlah kursi yang proporsional dengan dukungan pemilih yang mereka terima. Ini memungkinkan representasi yang lebih adil dan luas dari berbagai pandangan politik di lembaga legislatif.

Kedua. Partai akan lebih memiliki integritas. Sistem ini memperkuat peran partai politik, karena partai memiliki kendali atas daftar calon mereka. Ini memungkinkan partai untuk memilih calon yang mewakili pandangan dan kebijakan partai secara keseluruhan. Dengan sistem ini, partai akan lebih berintegritas, punya marwah di mata publik, dan tentunya menguji kader-kader partai yang layak untuk masuk dalam pemerintah baik legislatif maupun eksekutif. Tidak mengedepankan popularitas semata.

Ketiga. Stabilitas politik. Sistem proporsional tertutup cenderung menciptakan stabilitas politik karena partai-partai politik perlu mencapai dukungan yang signifikan untuk mendapatkan kursi di parlemen. Ini mendorong partai-partai untuk bekerja sama dalam membangun koalisi pemerintahan yang stabil.

Namun, ada juga beberapa kritik terhadap sistem proporsional tertutup. Beberapa pengamat politik berpendapat bahwa sistem ini mengurangi hubungan langsung antara pemilih dan perwakilan mereka, karena pemilih tidak dapat memilih kandidat secara individual. Atau biasanya publik menyebut beli kucing dalam karung. Selain itu, sistem ini juga dapat membuat partai-partai politik yang lebih kecil dan baru kesulitan untuk mendapatkan kursi di parlemen.

Setiap sistem pemilihan memiliki karakteristik uniknya sendiri, dan keputusan tentang sistem pemilihan mana yang digunakan sangat tergantung pada konteks politik, budaya, dan kepentingan masyarakat setempat. (yus)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Operasi Choke Point 2.0: Bagaimana AS Membatasi Industri Kripto

Industri kripto telah menjadi subjek yang semakin populer dalam beberapa tahun terakhir, dengan pertumbuhan pesat dalam mata uang digital seperti Bitcoin dan platform blockchain yang inovatif. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, Amerika Serikat (AS) telah memperketat pengawasannya terhadap industri kripto melalui apa yang dikenal sebagai Operasi Choke Point 2.0. Dalam […]

Subscribe