IDCFM.CO.ID; JAKARTA– PT Medikaloka Hermina Tbk (Hermina”, “Perseroan”) mengklaim berhasil mengelola bisnisnya di era pandemi Covid- 19 dengan posisi likuiditas yang baik, dengan total kas dan setara kas sebesar Rp. 735,0 miliar. Neraca Perseroan berada pada posisi yang sangat sehat dengan rasio hutang bersih terhadap EBITDA sebesar 0,8 x.
“Jadi secara offer all dapat dilihat bahwa recovery dari pendapatan setelah pandemi itu berada pada level yang secara signifikan lebih tinggi daripada periode sebelum pandemi,” kata Aristo Setiawidjaja– Direktur PT Medikalola Hermina pada Senin (12/ 09/ 2022)
“Volume pasien rawat inap konsisten tumbuh 28.3 persen pada 1H22 dari 1H19. Pasien rawat jalan di periode yang sama tumbuh 0.9 persen ,” ujarnya lagi.
Aristo mengatakan, pihaknya mencatat pendapatan bersih pada periode semester satu tahun 2022 (1H22) sebesar Rp. 2,33 triliun. Angka ini tumbuh 30,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama sebelum pendemi Covid-19. Sedangkan Penghasilan Sebelum Bunga, Pajak, Depresiasi dan Amortisasi (EBITDA) mencapai Rp. 591,6 didukung oleh kenaikan marjin EBITDA menjadi sebesar 25,4 persen.
Dibandingkan dengan semester satu tahun 2019 (1H22), kata Aristo, Laba bersih setelah Pajak (PAT) tumbuh 31,6 mencapai Rp. 214,0 miliar.
“Sehingga laba bersih yang dapat di distribusikan kepada Pemilik Entilitas Induk (PATMI) mencapai sebesar Rp. 164,4 miliar, tumbuh sebesar 31,9 persen,” ujar Aristo.
Selain itu pada Mei 2022, PEFINDO telah meningkatkan rating Hermina menjadi AA dari sebelumnya AA minus. Sehingga ini bisa mendukung Hermina dan obligasi publiknya dengan outlock stabil. Rating tersebut didukung oleh posisi pasar Hermina yang sangat kuat di industri rumah sakit dengan rekam jejak yang terbukti, profil keuangan yang kuat dan marjin keuntungan yang meningkat.
“Hal ini mendukung penerbitan obligasi Hermina di Juli 2022, yang berhasil dilaksanakan dengan tingkat bunga yang rendah sebesar 6,25 persen p.a untuk tenor tiga tahun dan 6,75 persen p.a untuk tenor lima tahun. Hal ini menunjukan kepercayaan investor saham dan investor obligasi dari terhadap kinerja perusahaan,” katanya menjelaskan.
Yulisar Khiat- Direktur PT Medikalola Hermina menambahkan dalam pengembangan bisnis, sepanjang semester satu tahun 2022, Hermina telah berhasil membuka rumah sakit baru di Provinsi Jawa Barat yaitu RS Hermina Soreang. Hal ini beriringan dengan perluasan di sebagian rumah sakit Hermina yang ada. Per 30 Juni 2022, jaringan Rumah Sakit Hermina terdiri dari 44 rumah sakit dengan 6.063 tempat tidur. Hermina baru-baru ini juga telah membuka pelayanan unggulan dengan spesialisasi onkologi (Kanker) di RS Hermina Bekasi.
Perseroan memiliki 44 rumah sakit yang terdiri dari delapan rumah sakit tipe B dan 36 rumah sakit tipe C diman terdapat lebih dari 4.000 dokter umum dan spesialis yang tersebar di 28 kota Indonesia.
“Kemungkinan ada menambah layanan unggulan atau apasisi rumah sakit yang akan diumumkan di kemudian hari,” kata Yulisar.
“Termasuk di Kaltim kami saat ini sedang melihat peminatan rumah sakit. Proses ini kami ikuti terus dan kalau ditunjuk oleh pemerintah, kami siap bangun dan mendukung sebagai patner dan pelayanan rumah sakit sektor swasta,” ujarnya menambahkan.
Perusahaan yang mencatatkan nama emiten HEAL di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini terpilih sebagai satu dari enam emiten dengan kinerja terbaik dari 787 emiten di BEI. Penghargaan ini diraih pada Juli 2022 dengan kategori Best Performing Listed Company dari Majalah Investor (Beritasatu Media Holdings) untuk emiten dengan kapasitas pasar berkisar antara Rp. 5 triliun hingga Rp. 25 triliun. (Imy)