IDCFM.CO.ID; KUTAI KARTANEGARA– Yuliantoro adalah sosok pria paruh baya yang disematkan PT PHM sebagai Lokal Hero, karena inovasinya dalam menjaga alam dengan pola tanam organik. Bang Itor- sapaan akrab Yuliantoro- dalam perjalanan karirnya, memilih meninggalkan ruang kerjanya yang nyaman dengan gaji lumayan dan memilih berprofesi sebagai bertani. Ia pun mengkaryakan anak-anak muda disekitarnya agar memiliki penghasilan dari bertani tanaman organik.
“Dulu saya tenaga ahli kabupaten kementrian pedesaan. Saya keliling kampung untuk melihat petani dan mendengar mereka mengeluh tanamannya tidak subur. Kemudian saya mendalami dan teriris hati melihatnya,” ujar bang Itor.
Tahun 2017 bang Itor putuskan berhenti sebagai tenaga ahli. Kemudian secara otodidak ia belajar sistem pertanian organik di Yogyakarta. Di kota Gudeg, bang Itor belajar bagaimana memanfaatkan sampah alam menjadi pupuk organik, menjadikan sampah alam sebagai pestisida nabati dan sebagainya.
Bang Itor juga belajar bertani organik dengan sosok yang ia sebut guru besar yang bermukim di km 30 Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Ia belajar banyak seperti bagaimana meracik 15 bahan dari alam dan menjadikannya pestisida nabati. Termasuk juga mengambil bakteri dari top soil guna menggemburkan tanah.
“Jadi setelah merasa memiliki cukup ilmu, tahun 2018 saya mulai buka lahan secara manual. Mengambrukan satu pohon kelapa itu kesulitan. Saya sendirian satu hari supaya bisa ambruk. Dari yang biasa depan laptop terus pegang cangkul,” ujarnya seraya tertawa kecil.
Kelompok tani gebrakan bang Itor dinamai Bumi Seraiwangi dengan jargonnya “Bertani Ilmiah dan Alamiah”. Areal pertanian memiliki luas sekitar 65 meter x 150 meter dan berada di Jl. Raya Balikpapan Handil Dua, RT. 08 Kelurahan Senipah, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur. Di lahan yang tidak sampai satu hektar tersebut, ia bercocok tanam beberapa jenis sayur organik seperti kangkung, bayam merah dan bayam brazil serta buah-buahan.
“Saya juga bergerak mengajak anak- anak muda disini. Akhirnya saya kumpulkan. Memang tidak semua tahan. Karena mendengar bisik-bisik dari orang rumah mereka, tidak usah kamu di kebun bang Itor hanya dimanfaatkan saja. Padahal disini saya yang buka lahan buat mereka, saya kasih bibit, bantu tanam dan hasilnya mereka yang bawa pulang,” kata bang Itor.
“Tetapi paling tidak mereka sudah pernah kesini dan sudah pernah tau. Agar mindset suatu saat petani akan jadi mata pencaharian mereka. Saat ini hanya tersisa dua anak muda, satu diantaranya kuliah semester tiga,” ujarnya lagi.
Bang Itor menepis pandangan bahwa kandungan nutrisi pada pupuk organik tidak sebaik pupuk kimia yang membuat tanaman cepat tumbuh. Ia menekankan bahwa masa panen tanaman yang menggunakan pupuk kimia dengan pupuk organik adalah sama. hanya saja, ujarnya, masa awal tanam, pupuk kimia lebih cepat tumbuh. Sementara tanaman dengan pupuk organik keliatan mulai tumbuh setelah memasuki pertengahan bulan masa sebelum masa panen.
“Sebenarnya cuma di awal kalau kimia lebih cepat tumbuh. Tetapi ketika sudah mulai tumbuh organik ini melaju. Disitu petani yang kadang nda sabar. Padahal masa panen sama aja dan nutrisi tanah juga tetap terjaga dengan pupuk organik,” ujarnya menjelaskan.
“Tanah di kalimantan ini tidak seperti tanah di sumatera, jawa dan sulawesi. Apalagi tanah jawa itu subur-subur karena ada organik. Top soil tanah di jawa itu ber kilan-kilan tanah gembur. Tanah kita, ini top soilnya cuma satu kilan, habis itu ketemu tanah lempung. Kasian kalau di kasi pupuk kimia terus,” ujarnya lagi.
Semangat “Bertani Ilmiah dan Alamiah” bang Itor sampai di telinga PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) Lapangan Bekapai Senipah Peciko (BSP). Gebrakan bang Itor sejalan dengan program PT PHM Lapangan BSP yang komitmen menjaga aspek operasi dan aspek lingkungan serta sosial di area kerja. Bang Itor, oleh PT PHM Lapangan BSP, dipandang telah menjalankan program Petani Maju 4.0 dan berhak menyandang julukan Lokal Hero. Kerjasama yang harmonis antara Bumi Seraiwangi dan PT PHM Lapangan BSP, menjadikan perusahaan energi tersebut meraih penghargaan Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup di penghujung tahun 2021.
“Lokal Hero itu disematkan PHM dan bagi saya itu adalah tanggung jawab. Saya ditarik sebagai penanggungjawab bagaimana memperkenalkan pertanian ramah lingkungan yang tidak menggunakan bahan-bahan kimia. Semua saya share ke masyarakat. Kita juga dengan dukungan PHM adakan pelatihan nutrisi tanaman organik ke kelurahan-kelurahan. PHM juga mendukung memfasilitasi lahan pertanian,” kata bang Itor.
“Setiap roadshow saya sampaikan ke masyarakat. Pertama, tanah kita sudah tidak subur. Kedua, kalau ditambah kimia nanti tambah hancur. Ketiga, sekarang pupuk kimia mahal, Kalau masyarakat tidak dibantu membuat pupuk sendiri, cerita mari kalau kita bicara lumbung padi tanpa adanya lumbung pupuk. Karena yang pertama bicara adalah lumbung pupuk dulu baru lumbung padi,” ujarnya menekankan.
Masih berkolaborasi dengan PHM, roadshow pertanian ramah lingkungan juga akan dilakukan di lingkungan Sekolah Luar Biasa (SLB). Disini, kata bang Itor, para pelajar di SLB akan dibuatkan lebih menarik dengan sistem smart farming.
“Bersama PHM kami kolaborasi bikin modul namanya Pertaculture, singkatan dari Pertamina Agri Culture. Kita mau menyampaikan Pertaculture is happy farming. Karena kalau kita bertani nda hepi, nda enak,” ujarnya seraya tertawa.
Bapak dua anak ini mengatakan, dukungan PT PHM Lapangan BSP juga sampai pada pemasaran produk organik yang dijalankan kelompok tani Bumi Seraiwangi. Saat ini Bumi Seraiwangi menjadi pemasok sayur organik di Sentra Kitchen Balikpapan, toko yang menyediakan makanan sehat tanpa MSG, pengawet dan bahan kimia lainnya.
“Alhamdulillah kita sampai kewalahan memenuhi permintaan Sentra Kitchen. Dari 27 permintaan kita baru bisa sanggupi tujuh yaitu lombok, kangkung dan beberapa tanaman buah totalnya 15 kg sekali kirim. Baru-baru ini juga Dialog Cafe juga minta dari kami,” ujarnya antusias.
Ke depan, kata bang Itor, ia merencanakan memanfaatkan sampah alam menjadi gas metan portable. Saat ini masih dalam tahap uji coba. Inovasi ini dilakukan agar seluruh hasil alam yang ada bisa dimanfaatkan untuk kebaikan alam itu sendiri.
“Saat ini lagi uji coba gas metan portable dari sampah rumput. Daripada dibuang rumputnya atau dibakar, ya kita fermentasi dicoba apakah metannya akan keluar. Kalau sampah rumah tangga dan kompos kan pasti keluar, kalau rumput belum tau,” kata bang Itor.
“Nanti kalau pun sampah rumput ini metannya keluar, sisanya akan dijadikan kompos. Jadi tidak ada yang terbuang,” ujarnya seraya tersenyum.
Nustatul Jannah- Communication, Relation & CSR PT PHM Lapangan BSP mengapresiasi inovasi dan gebrakan yang dilakukan oleh bang Itor. Ia berujar program pertanian ramah lingkungan dalam satu modul dinamai Pertaculture menjadi payung utama program di Lapangan BSP.
“Tentunya PHM khususnya area Lapangan BSP bangga ada sosok bang Itor. PHM akan terus mendukung bentuk inovasi dan gebrakan yang dilakukan Petani Maju 4.0 khususnya di area kerja kami,” ujarnya antusias. (Imy)