IDCFM.CO.ID; BALIKPAPAN —Modus penipuan berkedok struk bukti transfer melalui mobile banking mengintai transaksi UMKM di Balikpapan yang menjalankan bisnisnya berbasis online. Rika (bukan nama sebenarnya) menjalankan usaha empek-empek secara online. Sehingga ketika ada yang memesan empek-empek buatannya, maka diminta untuk mentrasfer biaya sesuai kesepakatan dan selanjutnya barang dikirimkan kepemesan melalui kurir.
Rika mengatakan pada Senin (15/11/2021) ia menerima orderan empek-empek dari seseorang yang mengaku bernama Hendra melalui aplikasi WhatsApp. Hendra dengan nomor seluler 0812-21783520 tersebut mengirimkan pesan kepada Rika dan memesan sebanyak 30 porsi empek-empek.
“WhatsApp dari Hendra itu saya terima pada jam 18:28 WITA. Awalnya ia minta list harga kemudian pesan 30 porsi dan meminta empek-empeknya harus siap pada malam itu juga antara jam tujuh atau jam delapan malam,” kata Rika.
Karena Hendra mendesak agar empek-empek segera di kirim, wanita berusia 25 tahun tersebut mulai membuatkan pesanan Hendra dengan bantuan suami dan mertua. Alhasil, satu jam kemudian, pesanan empek – empek Hendra pun selesai di packing. Setelah itu Rika pun menghubungi Hendra dan mengabarkan empek-empeknya sudah siap diambil atau dikirim melalui kurir.
“Total harga 30 porsi empek-empek itu 360 ribu. Hendra pun mengirimkan struk bukti transfer yang ia kirim melalui mobile banking Bank BCA. Dalam struk itu tertera nominal Rp. 860 ribu, atau kelebihan Rp. 500 ribu. Tanpa merasa curiga sedikitpun, saya pun konfirmasi ke Hendra bahwa ia kelebihan bayar,” kata Rika.
Kata Rika, Hendra mengaku istrinya yang transfer sejumlah uang tersebut dan minta agar Rika mengembalikan selisih bayar. Hendra meminta agar Rika menitipkan uang selisih bayar tersebut kepada kurir yang akan menjemput pesanan empek-empek. Saat itu juga Rika bergegas ke ATM terdekat untuk lakukan tarik tunai, guna mengembalikan selisih bayar tersebut.
“Kebetulan hari itu saya tidak memegang uang tunai. Jadi ketika kurir online itu datang menjemput empek-empek saya minta tunggu karena saya mau ke ATM ambil uang,” kata Rika menjelaskan.
Setibanya di ATM, betapa kagetnya Rika ketika mengecek rekening mutasi transaksi terakhir tidak tertera transaksi senilai Rp. 860 ribu. Masih tanpa menaruh curiga, Rika pun bergegas menghubungi Hendra dan menanyakan perihal tersebut. Oleh Hendra Rika diminta menunggu karena hendak menanyaikan ke istrinya.
Setelah menunggu beberapa saat, Rika kembali menghubungi Hendra. Setelah mencoba beebrapa kali nomor Hendra tidak lagi dapat dihubungi.
“Sepertinya nomor saya diblokir. Kurir yang dikirim Hendra juga mengaku tidak tahu menahu persoalan ini. Ia hanya mendapat orderan untuk menjemput empek-empek di rumah Rika,” ujar Rika.
“Dengan kejadian ini saya mengimbau kepada siapapun untuk lebih berhati-hati dan waspada terhadap modus penipuan yang menggunakan bukti transfer palsu. Lakukan cek kembali beneran ada atau tidak transaksi itu,” ujarnya lagi. (Imy)