SKK Migas Dukung Percepatan Digitalisasi 4.0 Media Mainstream

Redaksi

Wisnu Wardana- Senior Manager SKK Migas Kalsul saat membuka acara pada Selasa (16/ 11/ 2021)

IDCFM.CO.ID; BALIKPAPAN– Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Kalimantan dan Sulawesi (SKK Migas Kalsul) menggelar edukasi media 2021 secara daring dengan mengangkat tema “Strategi Media Dalam Menghadapi dan Pengaruh Digitalisasi Media 4.0. Sekitar 120 media yang mengikuti kegiatan tersebut dan Tiga narasumber yang berkompeten di bidangnya pun dihadirkan dengan harapan media mainstream (arus utama) di Kalimantan dan Sulawesi mampu beradaptasi dan dapat terus produktif mengikuti perkembangan zaman.

“Pergeseran media konvensional menjadi digitalisasi tentunya tidak terhindarkan terutama saat pandemi. Kebutuhan informasi yang akurat dan cepat dibutuhkan masyarakat. Industri media arus utama harus terima perubahan tersebut dan menyesuaikan dengan melahirkan inovasi dengan percepatan digitalisasi 4.0,” kata Wisnu Wardana- Senior Manager SKK Migas Kalsul saat membuka acara pada Selasa (16/ 11/ 2021).

Abdul Kohar- Ketua Dewan redaksi Media Group mengatakan profesi jurnalis (wartawan) merupakan profesi yang masih cukup punya masa depan. Profesi jurnalis dan media mainstream harus tetap hidup karena punya fungsi-fungsi yang strategis. Media bukan hanya menyampaikan informasi, tetapi juga menjadi fungsi pengawasan check and balancing demi menjalankan fungsinya sebagai media yang kredibel dan bertalenta. Untuk itu, kata Abdul, media mainstream harus optimis dan bangkit agar tidak tergerus dengan maraknya informasi yang disebar oleh media sosial yang belum bisa dipastikan kebenarannya.

“Media mainstream harus memiliki titik keseimbangan dalam era digital. Kalau pers dibiarkan mati digilas Medsos, maka kehidupan orang akan diisi separo kebohongan. Sampaikan ke masyarakat bacalah media mainstream sebagai media arus utama karena informasinya bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya lagi.

Abdul mengatakan dalam situasi sekarang ini media sosial menguasai lini informasi. Berdasarkan data yang ada pada Desember 2018, pengakses tayangan televisi hanya 42 persen dan media cetak sekitar empat persen. Disisi lain masyarakat yang mengakses tayangan digital naik tiga kali lipat. Persentase data terbaru, kata Abdul, masyarakat yang mengakses media cetak tersisa dua persen, termasuk juga pengakses tayangan televisi yang juga turun signifikan. 

Guna memastikan kebenaran informasi yang tersebar di media sosial Abdul memberikan sejumlah tips kepada media mainstream. Pertama adalah menjaga kewarasan publik di tengah melimpahnya informasi yang masih abu-abu atau belum terbukti kebenarannya. Kedua adalah melakukan verifikasi, cek and ricek informasi agar menghasilkan berita yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan. Kolaborasi sesama media mainstream juga diperlukan dalam menghadapi situasi yang sama yaitu hoax.

“Saya yakin saat ini lebih 60 persen masyarakat mulai percaya media mainstream karena jenuh dengan informasi hoax di medsos. Media arus utama harus bisa jadi pemandu arah kemudian membentuk sebuah kolaborasi check fakta guna menyampaikan informasi yang benar,” kata Abdul lagi. 

Sementara itu, Elan Biantoro- Praktisi Migas mengatakan dengan adanya teknologi digitalisasi ini menjadi kunci jurnalis kunci dalam menyampaikan berita dan informasi yang baik dan jujur, termasuk juga membantu kinerja perusahaan media di mata Masyarakat. Menurut Elan, masyarakat mengakses medsos dalam mencari informasi itu hanya satu sampai lima tahun. Setelah itu rakyat akan juga dewasa dan memahami dan kembali lagi pada suatu kebenaran yang akan menjadi pegangan semua orang yaitu media mainstream. 

“Memang dari sisi negatifnya akan menjadi tantangan tersendiri karena yang tadinya dikerjakan oleh manusia, kini dibantu tenaga mesin, sehingga mengurangi pada karya. Nah, tugas kita menyiapkan manusia untuk mempunyai potensi lain yang bisa membuat mereka bertahan hidup,” ujarnya.

Elan mengatakan keterbukaan dalam digitalisasi dalam industri Migas harus dimanfaatkan untuk prosedur dan pekerjaannya terutama di aspek non teknis. Sebab hal itu menjadi informasi yang harus disampaikan dan harus dimaksimalkan melalui teknologi.

“Ini jadi kejujuran dan pemanfaatan digitalisasi dan juga disebarkan ke berbagai daerah akan menjadi tools untuk memudahkan pekerjaan pekerjaan di Hulu Migas,” ujar Elan menambahkan.

Sementara itu, Nurcahyati- Psikolog mengatakan menghadapi tantangan pandemi dan digitalisasi, jurnalis dan perusahaan media harus bisa menyeimbangkan antara emosi dan akal sehat. Tujuannya agar menjadi pribadi dan perusahaan yang tidak mudah terprovokasi dan tidak berubah menjadi pribadi yang mudah menerima hoax. Selain itu, kata Nur, bisa adaptif fleksibel produktif menghadapi berbagai perubahan dan tuntutan yang terjadi sehat mental pasti. 

“Jadi proses penyesuaian akal sehat dan emosi diantaranya adalah bagaimana membangun mental yang tangguh dalam hadapi stres, Tetap bersikap tenang dan sabar kendalikan diri saat rasa cemas gelisah muncul dan pinter- pinter menahan diri,” ujar Nur. (Imy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Next Post

Produsen Kopi Lokal “Delkoff” Siap Kembangkan Bisnis Waralaba

IDCFM.CO.ID; BALIKPAPAN– Produsen Kopi lokal di Balikpapan “Delkoff” siap kembangkan bisnis waralaba (Franchise) dan melakukan ekspansi untuk memacu skala usaha sebagai entrepreneur dan peningkatan finansial.  Didin Hamid- pemilik produsen Delkoff (singkatan dari Deli Koffie) mengatakan Delkoff merupakan produk UMKM di Balikpapan yang menyediakan berbagai macam varian kopi nusantara. Tidak seperti […]
Didin Hamid- pemilik produsen Delkoff saat bincang ringan dengan insan media di Rumah BUMN- Pertamina pada Selasa (16/11/2021) sore

Subscribe