IDCFM.CO.ID; JAKARTA– PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) menggelar ETFest pada 11 Juni sampai dengan 13 Juni 2021 dengan menyasar para investor pemula di pasar modal. ETFest ini diisi dengan informasi mengenai perjalanan ETF di Indonesia oleh Bursa Efek Indonesia, pengenalan dan langkah memilih ETF, strategi mengalahkan indeks di ETF aktif dan sharing session investor ETF di Indonesia.
Direktur Utama PT Indo Premier Sekuritas, Moleonoto The mengatakan optimisme investor pasar modal Indonesia terus menggeliat di masa pandemi Covid-19, meski IHSG mengalami tekanan jual dalam beberapa minggu terakhir. Geliat optimisme ini tercermin dari peningkatkan jumlah investor baru.
“Sayangnya, peningkatan minat berinvestasi di pasar modal ini belum diimbangi dengan pemahaman komprehensif terhadap konsep investasi dan produk-produk alternatifnya yang semakin beragam,” kata Moleonoto saat membuka ETFest 2021 secara virtual pada Jumat (11/ 06/ 2021)..
Sekuritas karya anak bangsa PT Indo Premier Sekuritas berkomitmen meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal dengan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya berinvestasi di pasar modal, termasuk pemahaman mengenai produk ETF atau Exchange Traded Fund.
“Indo Premier memiliki slogan #SemuaBisaInvestasi . Kita mengenalkan ETF. ETF adalah reksadana berbentuk kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek,” ujarnya menjelaskan.
Moleonoto mengatakan ETF muncul pada awal 1990an dan merupakan penggabungan keunggulan-keunggulan dari produk reksa dana dan saham yaitu Efisien, Transparan, dan Fleksibel, layak menjadi alternatif investasi bagi investor pemula karena sangat likuid dan terjangkau.
Indo Premier , kata Moleonoto, menjadi pioneer industri ETF di Indonesia mulai tahun 2007. Saat ini Indo Premier telah mengadministrasikan 26 dari 48 ETF yang ada di BEI dengan AUM sebesar Rp7,6 triliun dari total AUM ETF di Indonesia sebesar Rp13 triliun berdasarkan data KSEI per Mei 2021.
“Antusiasme masyarakat akan produk ETF meningkat signifikan. Kita membandingkan pada April 2021 meningkat 197% bila dibandingkan dengan bulan April 2020 lalu,” katanya.
“IPOT meluncurkan fitur baru ETF Primary Market. fitur ini untuk memudahkan dan memanjakan investor dalam bertransaksi ETF,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Inarno Djajadi mengakui tahun 2021 merupakan tahun penuh dengan harapan untuk pemulihan ekonomi dan peningkatan transaksi ETF. Produk ETF telah mengalami perkembangan yang pesat hingga tahun 2021 ini. Sejak tahun 2011, jumlah produk ETF yang terdapat di BEI terus mengalami peningkatan dan hingga awal Juni 2021 telah terdapat 47 ETF yang terdapat pada BEI.
“Semoga kegiatan webinar ETFest 2021 selama 3 hari kedepan dapat memberikan insight positif bagi kita semua dan kedepannya mampu memberikan kontribusi dalam memajukan pasar modal dan perekonomian Indonesia,” kata Inarno.
Secara umum Inarno juga menginformasikan hingga akhir Mei 2021 jumlah investor telah mencapai lebih dari 2,4 juta Investor saham dan 5,37 juta investor Pasar Modal. Artinya terdapat peningkatan 42% untuk investor saham dan 38% untuk Investor Pasar Modal dari angka akhir tahun 2020. Rata-rata jumlah investor yang aktif bertransaksi hingga akhir Mei mencapai 203 ribu investor per hari, atau tumbuh 113% dari rata-rata tahun sebelumnya.
Sementara itu jumlah kepemilikan investor, tahun 2020 terutama investor ritel membukukan aktivitas transaksi yang besar yakni mencapai 48,4% dari total rata-rata nilai transaksi harian sebesar Rp9,2 triliun. Persentase ini melonjak untuk pertama kalinya di atas 40% dalam 5 tahun terakhir dan ini berlanjut di tahun 2021 dimana dominasi investor ritel semakin terlihat dengan porsi mencapai hampir 60% per akhir Mei 2021.
“Kami mencatat nilai perdagangan harian yang mencapai lebih dari Rp13 triliun per hari atau melonjak 2 kali lipat dalam lima tahun terakhir. Frekuensi transaksi mencapai rata-rata 1,2 juta transaksi per hari dan merupakan yang tertinggi di kawasan ASEAN dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan ini dipengaruhi oleh tren positif pertumbuhan investor pasar modal dan pesatnya pemanfaatan teknologi di masa new normal telah memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan investor dalam setahun terakhir,” kata Inarno. (Imy)