IDCFM.CO.ID; BALIKPAPAN– PT PLN Unit Induk Wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara tahun 2020 telah menginterkoneksikan jaringan listrik dari wilayah kerjanya, ke sistem pembangkit di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.
General Manager PLN UIW Kaltim dan Kaltara- Sigit Witjaksono mengatakan secara umum hingga Desember 2020 pembangkit di Kalimantan Utara (Kaltara) memiliki daya 1.321 MW. Sebanyak 1.139 MW dari angka tersebut interkoneksi dengan sistem pembangkit di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan Kalimantan Tengah (Kalteng). Adapun untuk Kaltim sendiri, kata Sigit, terdapat satu sistem interkoneksi dengan panjang transmisi mencapai 1.418 km sirkuit. Ia mengklaim panjang transmisi ini lebih panjang dari pulau jawa. Dengan adanya sistem tersebut pembangkit listrik yang masuk dalam satu jaringan interkoneksi bisa saling menopang kebutuhan listrik satu sama lain, sehingga meminimalisir pemadaman listrik, jika salah satu pembangkit mengalami gangguan.
“Mungkin tahun 2015 sampai 2017 masyarakat Kaltim ini mengalami banyak padam. Dengan interkoneksi itu meminimalisir. Selain itu saat ini ketersediaan listrik di Kaltim dan Kaltara adalah 1000 MW dengan beban puncak 516,79 MW.. Artinya kita mempunyai hampir 50 persen cadangan daya,” kata Sigit dalam Media Gathering Virtual pada Kamis (10/ 12/ 2020) malam.
Adapun untuk sistem kelistrikan isolated atau yang belum interkoneksi di Kaltim dan Kaltara sebanyak 39 sistem dengan totalnya daya 194 MW. Namun beban puncaknya pemakaian hanya sekitar 64 MW, sehingga masih ada cadangan listrik.
Sigit berujar pada sistem distribusi, PLN UIW Kaltim dan Kaltara punya jaringan rekan menengah sepanjang 9200 KM sirkuit dan jaringan rekan rendah sekitar 9400 KM. Gardu distribusi hampir 1.400 mega volt ampere.
“Daya sistem mahakam untuk Kaltim saja untuk transisinya itu ada 971 MW, dengan beban puncak interkoneksi rata-rata 466 MW. Artinya kita punya 550 MW cadangan. Dengan jumlah pelanggan keseluruhan saat ini sebanyak 1,25 juta ketersediaan listrik kita cukup besar,” ujarnya menambahkan.
Sigit mengatakan, PLN berupaya menjadi roda depan memajukan ekonomi indonesia melalui pembangunan jaringan infrastruktur kelistrikan. Berpegang pada jaringan kelistrikan yang sudah terinterkoneksi dan di tambah dengan daya listrik yang surplus, pihaknya deklarasikan siap membantu kebutuhan sambungan listrik kepada pengusaha yang ingin berinvestasi di Kaltim. Sambung listrik dilakukan mulai dari proses konstruksi hingga beroperasi untuk semua segmen investasi.
“Kami siap membantu dengan segmennya semua dilayani. Tetapi yang menyerap industri dan bisnis karena itu butuh listrik banyak. Sektor ini yang memberi multiplayer efek untuk pertumbuhan ekonomi lebih baik. Kami siap menjadi roda depan ekonomi indonesia. Kami tidak ingin menjadi roda belakang karena hanya mengikuti roda depan saja,” kata Sigit.
Ditengah situasi Pandemi Covid-19 diakui Sigit terjadi penurunan konsumsi listrik di masyarakat. Ia mencatat realisasi penjualan energi listrik pada November 2020 sebesar 3.600Terawatt Hour (TWh) lebih rendah dibanding penjualan pada November 2019 sebesar 3.800 TWh. Perbandingan juga dilihat realisasi penjualan pada tahun 2018 ke 2019, PLN UIP Kaltim dan Kaltara tumbuh 8.88 persen jauh lebih tinggi dari rata-rata nasional. Tetapi dari 2019 menuju ke 2020 sampai dengan November pertumbuhan masih di bawah lima persen.
“Pertumbuhan kita baru 4,9 persen atau baru menjangkau 60 persen dari target akhir tahun.. Ini karena kondisi pandemi ya konsumsi listrik di perkantoran, pusat perbelanjaan dan rumah ibadah itu menurun. Bahkan ada 22 horel dan mall yang meminta turun daya karena mereka tidak mau operasional tinggi tetapi revineries turun. Kita bisa melihat kondisi ekonomi itu dari konsumsi listrik,” kata Sigit.
“Meski demikian untuk pelanggan industri secara konsolidasi pada November ini kumulatif tumbuh 4,9 persen. Dibanding bulan-bulan sebelumnya ada yang tumbuh di bawah satu persen,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, GM PLN UIP Kalimantan Bagian Timur- Budi Susetyo mengatakan proyek infrastruktur kelistrikan yang masih dikebut saat ini salahsatunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kaltim ke Kariangau.
Budi berujar saat ini kesiapan dalam tahap proses pembangunan. Pasokan listrik dari PLTU Kariangau ini adalah 2 x 100 MW dan akan menghubungkan Kariangau Power dengan Gardu Induk New Balikpapan. Sistem ini untuk melayani kebutuhan listrik di Kawasan Industri Kariangau (KIK).
“Progresnya hampir selesai tinggal dua tapak saja. Kendalanya memang sengketa tanah yang berlapis. Namun sudah dikonsinyasi bulan lalu semoga segera keluar penetapannya. PLTU itu milik PLN sehingga akan disambung ke backbond 150 KV transmisi melalui gardu Induk Kariangau power,” kata Budi.
Saat proyek PLTU Kaltim ke Kariangau rampung, PLN UIP Kalimantan Bagian Timur akan interkoneksikan PLTU Kaltim ke Kaltara kaltim. Kata Budi, posisi transmisi saat ini sudah di Sangatta khususnya di Kawasan Industri Maloy.
“Kalau ini sudah disambung, lumayan. Nanti saat pengoperasiannya kita akan mendahulukan yang paling murah,” ujar Budi. (Imy)