IDCFM.CO.ID; JAKARTA– Ditengah kemudahan investasi saham pasar modal yang sudah bisa dilakukan secara online, sejumlah oknum melakukan modus penipuan mengatasnamakan emiten tertentu, satu diantaranya perusahaan penyedia jasa keuangan, PT Indo Premier Sekuritas.Data investor yang membeli saham pada emiten berkode IPOT tersebut dibobol.
Pelaku mengincar username, password dan secure PIN yang sifatnya pribadi atau personal. Selanjutnya, penipu menghubungi korban dengan mengaku sebagai karyawan resmi IPOT yang meminta username, password, secure PIN, dan data pribadi penting lainnya. Padahal data-data ini sifatnya pribadi dan tidak boleh diketahui pihak lain.
“Padahal dalam meregistrasi investor dan calon investor, Indo Premier tidak pernah meminta username, password dan secure PIN karena ini sifatnya pribadi,” ujar Paramita Sari-Head of Marketing PT Indo Premier Sekuritas di Jakarta pada Jumat (11/12/2020).
Paramita mengatakan, untuk semakin meyakinkan calon korban, pelaku penipuan pun mencatut dengan menduplikasi akun-akun resmi Instagram (IG) sekuritas yang sudah centang biru dengan akun-akun palsu yang secara tampilan dan isi sama persis. Penipu dengan akun IG palsu mengincar korban dengan men-DM sobat IPOT yang baru follow @indopremier.
Penipu bertindak seolah-olah ingin memberikan bantuan atau pertolongan. Penipu beraksi dengan meminta data-data pribadi, mulai nomor telepon, hingga meminta foto ATM yang ujung-ujungnya juga melakukan penipuan dengan meminta korban mentransfer sejumlah uang ke rekening penipu.
“Mereka awalnya mem-follow akun-akun yang baru bergabung. Jadi jangan heran, begitu join dengan akun resmi @indopremier akan langsung difollow oleh berjibun akun-akun fake ini,” kata Paramita.
Paramita pun mengimbau para investor dan calon investor di IPOT untuk semakin waspada dengan berbagai modus penipu di tengah pandemi Covid-19 yang membuat banyak orang menghalalkan berbagai cara untuk menipu. Apalagi, saat ini penipu telah menyasar para korban di daerah.
Ia pun mengingatkan kepada investor saham IPOT, hanya mentransfer dana investasi ke Rekening Dana Nasabah (RDN) atas nama nasabah sendiri.
“Yang terpenting adalah selalu menjaga kerahasiaan data-data yang sifatnya personal. Ketika menemukan kejanggalan segera menghubungi call center resmi atau channel layanan lainnya seperti email dan akun resmi medsos bercentang biru,” ujarnya menyebutkan.
Paramita juga mengatakan untuk mendapatkan nomor kontak korban, pelaku penipuan menghubungi korban dan dengan nada manis mereka seolah-olah ingin memberikan bantuan yang ujung-ujungnya meminta korban mentansfer sejumlah uang ke rekening atau virtual account (VA) penipu.
Saat ini penipu mengincar investor dan calon investor yang ada di daerah seiring dengan tumbuhnya investor-investor pemula di daerah. Oleh sebab itu, Paramita berharap ada edukasi terkait ancaman nyata para penipu ini perlu digencarkan untuk diketahui secara luas oleh investor dan calon investor biar tidak ada korban-korban baru.
“Memang keterjangkauan modal investasi saat ini bisa melalui genggaman atau aplikasi pada smartphone. Untuk itu kami mengimbau investor saham mewaspadai terkait semakin marak penipuan mengatas namakan Indo Premier,” ujarnya mengingatkan.
Sebagai informasi, berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang terbaru, memperlihatkan jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 19 November 2020 sudah mencapai 1.503.68. Khusus pada masa pandemi Covid-19 terjadi penambahan 417.366 Single Investor Identification (SID) atau naik sebesar 28 persen sepanjang 2020.
Angka-angka pertumbuhan ini menunjukkan bahwa investasi saham menjadi pilihan investasi masyarakat dari berbagai daerah di Indonesia di tengah ancaman pandemi Covid-19.
Daya tarik masyarakat Indonesia untuk berinvestasi saham yang terus meningkat ini tertopang oleh kemudahan dan keterjangkauan modal dalam investasi saham. (Imy)