
IDCFM.CO.ID; BALIKPAPAN– PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur dalam melaksanakan kewajiban terkait lingkungan area, telah berhasil peroleh Penghargaan Proper Hijau.
Proper hijau adalah penghargaan dari Kementrian Lingkungan Hidup terhadap perusahaan yang telah melakukan pengelolaan lingkungan lebih dari yang dipersyaratkan, diantaranya telah mempunyai keanekaragaman hayati, sistem manajemen lingkungan dan penurunan emisi. Selain itu perusahaan juga memiliki program pengelolaan 3R Limbah Padat, 3R Limbah B3, konservasi penurunan beban pencemaran air dan efisiensi energi.
“Proper hijau merupakan capaian sangat baik. Karena kalau diketahui proper hijau ada tingkatan hitam sampai biru yang oleh PHKT sudah penuhi persyaratan.Kami selalu rutin lakukan pengelolaan terhadap SDA, efisiensi energi dan limbah serta perlindungan keanekaragaman hayati,” kata Dharma Saputra- Assisten Manager CSR PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
Dharma mengatakan dalam kurun tiga tahun terakhir pihaknya lakukan effisiensi penghematan air dengan menggunakan kran otomatis. Hasilnya anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia ini berhasil menghemat 844 meter kubik air atau setara dengan kebutuhan konsumsi air 16.000 orang selama setahun.Angka 16.000 ini, kata Dharma, kalau mengacu standar satu orang 144 liter per hari kebutuhan airnya.
“Efisiensi air beberapa hal kita lakukan seperti modifikasi kran otomatis tanpa putar. Kita juga terapkan penggunaan kembali air. Kita memang memiliki tim tangani pengelolaan lingkungan khususnya limbah dan air,” kata Dharma menjelaskan.
Sebagai komitmen peduli lingkungan, PHKT dalam kurun tiga tahun terakhir ini, telah berhasil mengintifikasi beberapa program untuk efisiensi energi. Misalnya optimasi generator, kompresor dan penurunan volume fluring yang di bakar di PHKT. Program ini berhasil lakukan efisiensi sebesar 479 ribu giga joule.
“Mungkin masyarakat awam belum tau sebesar apa sih. Jadi saya konversikan ke hal-hal yang angka emisi yang diturunkan dari penghematan emisi 1300 volt ampre bis memenuhi kebutuhan listrik 2000 rumah selama satu tahun. Dikonversi ke emisi yang berhasil diturunkan penghematan setara tanam 50 ribu hektar hutan. Itu hampir seluas bukit soeharto,” kata Dharma.
“Lebih mudahnya lagi, ini setara pengisian ulang daya telefon genggam sebanyak 12 miliar kali. Coba bayangkan, bisa untuk pemakaian berapa tahun itu. itu terkait efisiensi energi,” ujarnya menambahkan. PHKT telah lakukan terobosan dalam kelola limbah B3 (berbahaya dan beracun). PHKT lakukan terobosan dengan modofikasi injeksi bahan kimia dan hindari timbulan bahan kimia yang tidak diperlukan. PHKT juga substitusi peralatan yang tidak berbahaya. Sementara untuk limbah Non B3, pihaknya juga rutin lakukan komposting. Substittusi yang tadinya setiap acara atau pun kegiatan menyajikan air mineral kemasan botol, kini dirubah harus bawa tumbler sendiri agar tidak ada lagi limbah.
“PHKT berhasil reduksi 5400 ton menjadi 360 ton. Ini cukup signifikan,” kata Dharma antusias.
Dharma mengatakan, PHKT mengelola sembilan lapangan. Nama lapangan ini disesuaikan dengan kearifan lokal seperti Sepinggan, Sedandang, Sebumi, Yakin, Mahoni, Bangkirai dan Pantai. Untuk program Corporate Social Responsibility (CSR) PHKT fokus pada Program Keanekaragaman Hayati. Kegiatan CSR tersebut dilakukan terhadap kawasan sekitar lapangan yang diolah tersebut, diantaranya green coridor di Tanjung Santan, Kutai Kartanegara. Pihaknya lakukan pelestarian tanaman dan hewan di pagar yang berbatasan dengan komunitas di marangkayu. Di area selatan juga terdapat program rawat tumbuh dan hijaukan bumi.
“Kita punya program perlindungan terumbu karang dimana kita tetapkan area konservasi terimbu karang itu. Jadi kegiatan pengembangan area tersebut harus dihindari. Proyek kita tidak boleh lewati area terumbu karang,” ujarnya menyebutkan.
Beberapa contoh satwa hewan yang terancam dan masuk dalam program konservasi PHKT diantarnya satwa burung alang hitam, gondoli, buaya, kura-kura, termasuk juga tumbuhan seperti kantong semar yang turut selalu dijaga pelestariannya. Dharma mengatakan kegiatan tersebut dinami program Pahe atau Pagar Hewan dan Patu alias Pagar Tumbuhan.
“Wilayah kerja CSR PHKT ada dua yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara ada Semangkok dan Sebuntal. Sementara Kabupaten Penajam Paser Utara CSR kita di Gersik,” kata Dharma.
Sementara itu, Sri Wahyuni- Kepala Dinas Pariwisata Kaltim mengatakan seiring penetapan Kaltim sebagai Ibu Kota Negara (IKN), pihaknya sedang menyusun bersama tim ahli review pengembangan kawasan wisata Kaltim. Jika semula ada tujuh kawasan yang basisnya teritori, dirubah menjadi pengembangan kawasan pariwisata berbasis destinasi. Pengembangannya pun dibagi dua yaitu Kawasan Stategis Wisata Provinsi (KSWP) dan Kawasan Pengembangan Pariwisata Provinsi (KPPP).
“Rencananya kita tetapkan tiga strategi dalam masing-masing itu. Kita komitmen bahwa kaltim yang jadi IKN dengan konsep IKN negara rimba raya, konsep green development, Kaltim ciri khas berbasis alam kita perkuat itu dengan menjadikan tema wisata jadi ekowisata,” kata Sri.
Ia mencontohkan Pulau Derawan dengan temanya ekowisata bahari dan hutan, Kota Samarinda dan Kabupaten Tenggarong yang berada pada jalur sungai mahakam potensial dengan wisata bahari, Sangkulirang Mangkalihat di Kabupaten Kutai Timur dengan tema ekowisata karts yang saat ini sedang proses warisan geologi yang selanjutnya menuju geo park atau taman bumi.
“IKN mencakup samboja, penajam balikpapan dan sekitarnya ini ekowisata hutan dan bahari dan berbasis sungai. Kami berharap sungai yang potensial bisa jadi bagian dari program pendampingan CSR PHKT,” ujarnya. (Imy).