IDCFM.CO.ID; SANGATTA - Tidak bisa dipungkiri, kasus penularan COVID-19 di Kutai Timur dalam dua pekan terakhir, terus mengalami peningkatan yang signifikan. Bahkan dari rilis Tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) pertanggal 5 Oktober 2020, jika Kabupaten Kutai Timur masih menjadi salah satu daerah dari enam Kabupaten dan Kota di Kaltim yang memiliki angka tertinggi dalam kasus pasien terkonfirmasi positif COVID-19, serta menempatkan Kutim sebagai Kabupaten dengan kriteria zona merah penyebaran COVID-19. Menurut Kepala Bidang Pencegahan, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kutai Timur, Muhammad Yusuf jika dari analisis yang dilakukan Tim Dinkes Kutim terhadap terus meningkatnya angka kasus orang yang terinfeksi virus korona di Kutim, ada beberapa penyebabnya. Selain pelaku perjalanan, meningkatnya angka kasus positif COVID-19 di Kutim juga disebabkan adanya penularan di antara rekan sekerja yang kemudian menjadi klaster perkantoran di pemerintah maupun swasta, serta adanya penularan di antara anggota keluarga atau yang kini disebut sebagai klaster keluarga. "Kita cuma saling mengingatkan, jika bertambahnya kasus COVID-19 di Kutim disebabkan beberapa hal. Pertama, adalah pelaku perjalanan. Yang lebih beresiko adalah (pelaku perjalanan, red) pengguna transportasi udara atau pesawat, karena hanya mempersyaratkan rafid test. Sedangkan rafid test bukan lagi diagnostik COVID-19. Kemudian penggunaan transfortasi umum darat, disinilah akan mungkin terjadi kontak erat dengan orang yang sebelumnya telah terinfeksi atau positif COVID-19," sebut Yusuf. Selain pelaku perjalanan, lanjut Yusuf jika penyebab naiknya angka terkonfirmasi positif COVID-19 di Kutim yang kedua terjadi akibat adanya kontak erat saat beraktivitas di luar rumah. Misalkan beraktivitas di kantor atau di tempat lainnya yang tidak ketat penerapan protokol kesehatan. Kemudian penyebab yang ketiga, adalah terjadinya kontak erat orang atau anggota keluarga di rumah, karena mungkin ada salah satu keluarga yang keluar rumah atau beraktivitas di luar rumah yang mungkin telah terpapar virus korona dari luar. "Selain PP (pelaku perjalanan, red), adanya kontak erat saat beraktivitas di luar rumah dan tidak menerapkan protokol kesehatan, menjadi penyebab penularan COVID-19 dan akhirnya lahirlah klaster perkantoran. Kemudian saat pulang ke rumah, kontak erat lagi dengan anggota keluarga dan menularkan, hingga kembali melahirkan klaster keluarga," terangnya. Lebih jauh dikatakan Yusuf, dirinya berharap agar masyarakat lebih peduli dan waspada terhadap penularan COVID-19. Dianjurkan agar masyarakat memperketat penerapan protokol kesehatan dan yang tidak kalah penting, adalah mempertahankan daya tahan tubuh dengan cara mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, serta aktivitas atau berolahraga minimal 30 menit perhari. "Ayo lebih peduli terhadap kesehatan sesama, terutama kita harus memperketat penerapan protokol kesehatan dalam upaya pencegahan penularan COVID-19. Menerapkan tiga M, yakni menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir dan menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah. Selain itu yang tidak kalah penting, adalah mempertahankan daya tahan tubuh dengan cara menerapkan pola hidup yang bersih dan sehat. Mengkonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang, istirahat yang cukup, serta aktivitas atau berolahraga minimal 30 menit perhari," ujarnya. (Ijr)