IDCFM.CO.ID, BALIKPAPAN– Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Ibu Kota Negara (IKN) baru harus memasukkan unsur teknologi yang paling maju. Bambang mengatakan pihaknya telah berdiskusi dengan sejumlah pihak terkait salah satunya dengan kementerian pekerjaan umum. Teknologi digital IKN yang baru sudah menggunakan jaringan 5G.
“Kita harus taktis. Tidak boleh IKN baru biasa saja. Presiden maunya IKN ini standar dunia dan harus memasukkan unsur teknologi paling maju kalau bisa sudah 5G tidak 4G lagi untuk menciptakan standar kota yang ideal,” kata Bambang dalam Dialog IKN bersama insan pers nasional dan daerah serta tokoh masyarakat Kaltim di Balikpapan pada Selasa (01/10/2019) malam.
IKN, kata Bambang sepatutnya mengusung konsep kota yang livable. Liveable dalam hal ini membuat penduduk dan tamu yang berkunjung merasa senang dan nyaman berada di kota tersebut.
Ketika berada di IKN, tidak tampak kabel dan fiber optik yang menjuntai semrawutan. Kata Bambang, semua kabel dibangun di bawah tanah untuk menjaga estetika kota. Penduduk juga tidak perlu repot lakukan isi ulang tabung gas elpiji. Karena pada ikan yang baru semua menggunakan jaringan gas (Jargas).
IKN baru bukan kota ramah terhadap kendaraan pribadi. Kota akan didesain dalam tiga kelompok yaitu orang dengan angkutan umum, fasilitas kereta dari IKN ke Balikpapan dan Samarinda.
Beberapa sudut jalan juga disediakan kran air siap minum. Dengan demikian masyarakat bisa menghemat pengeluaran untuk membeli air minum kemasan.
“Liveable dan berteknologi maju. Misalnya untuk minum artinya air mineral dari galon itu opsional saja jadi pilihan bukan keharusan untuk kita minum. Karena sudah disediakan kran air siap minum di tempat-tempat umum. Jadi PDAM nanti kita buat sesuai namanya, air minum itu,” ujar Bambang.
“Kita buat IKN yang baru akan menjadi contoh bagi kota-kota maju lainnya di Indonesia. Supaya kota-kota lain berlomba- lomba bangun kota lebih ke masa depan futuristik,” katanya.
Sementara itu Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor mengatakan makro ekonomi Kaltim tahun 2018 dari sisi PDRB sebesar Rp. 638,12 Triliun. Jumlah penduduk 3,5 juta jiwa dengan tingkat kemiskinan 6,06 persen dan tingkat pengangguran 6,6 persen.
Adapun Index Pembangunan Masyarakat (IPM) di Kaltim 2018 sebesar 75,12 persen. Angka ini berada diatas nasional, termauk juga dari segi pendidikan nya.
“Keunggulan wilayah Kaltim dari sisi ekonomi posisi geostrategis ALKI dua, berada di dua kota besar yaitu Balikpapan dan Samarinda dan berdekatan dengan kawasan industri yang sudah exsisting,” kata Isran.
Kata Isran menjelaskan Kaltim memiliki masyarakat yang heterogen, terbuka terhadap pendatang, memiliki toleransi terhadap perbedaan SARA.
30,24 persen penduduk Kaltim merupakan etnis Jawa, menyusul terbanyak kedua etnis Bugis 20,15 persen, Banjar 12, 45 persen, Dayak 9,94 persen, Kutai 7,8 persen, Toraja 2,1 persen, Paser 1,89 persen, Sunda 1,57 persen, Madura 1,7 persen, Buton 1,2 persen dan etnis lainnya 10,51 persen.
“Strategi meminimalkan konflik pemerintah daerah lakukan sosialisasi kepada tokoh masyarakat, tokoh adat, kesepakatan 10 kepala daerah di kabupaten kota di Kaltim dan menjaga konsistensi status kawasan untuk minimalisir konflik akibat status lahan,” kata Isran. (Imy)