IDCFM.CO.ID, BALIKPAPAN—Sebanyak 54 sekolah di Balikpapan sudah ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak (SRA). 54 sekolah tersebut mulai dari jenjang SD sampai dengan SMA baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Bahkan beberapa diantaranya relah mendapatkan penghargaan SRA dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Muhaimin- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Balikpapan mengatakan pemerintah kota siap kembangkan SRA sebagai bentuk komitmen Balikpapan menuju Kota Layak Anak (KLA). Muhaimin berharap tahun ini sejumlah sekolah di Balikpapan turut menyatakan komitmennya untuk menuju SRA.
“Beberapa sekolah yang sudah ditetapkan sebagai SRA dari berbagai tingkatan kan sudah ada 54. Tadi kami diskusikan dengan Kepala DP3AKB kami tahun ini paling tidak kita kembangkan 54 lagi dari tingkat SD dan SMP,” kata Muhaimin.
Kata Muhaimin menjelaskan, di Balikpapan tercatat 97 sekolah yang berstatus adiwiyata. Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yan peduli lingkungan yang bersih, sehat dan lingkungan yang indah. Dari angka tersebut 80 sekolah sudah masuk adiwiyata mandiri.
Puluhan sekolah tersebut diharapkan bisa melanjutkan dan mengakumulasi SRA di lingkungan masing-masing.
“Kalau sudah ada didalam ya berarti kan tinggal mengakumulasi kan saja, ditambah. Karena sekolah berbasis lingkungan secara otomatis juga bagian dari sekolah ramah anak. Ya mudah-mudahan kalau bisa di tahun depan paling tidak sudah dua kali lipat SRA dari sekarang,” ujarnya.
Muhaimin mengatakan untuk menuju SRA, perlu partisipasi semua pihak, baik dari pihak sekolah, peserta didik maupun dari orangtua.
Upaya sekolah menuju SRA diantaranya peningkatan sarana dan prasarana seperti toilet sekolah, taman sekolah, dan lakukan aktivitas di luar kelas bersama seluruh murid. Proses pembelajaran di luar kelas agar peserta didik berinteraksi satu sama lain. Sementara bentuk partisipasi orangtua seperti merubah mindset dengan menjadikan sekolah adalah tempat nyaman dan aman kedua bagi anak setelah rumah.
“SRA juga membentuk sekolah yang menyenangkan. Misalnya mengadakan olahraga tradisional main asinan, bola kasti. Memang sekarang ini agak susah untuk olahraga di lapangan karena banyak di paving, Cuma bisa sarana upacara dan salat dhuha saja,” kata Muhaimin. (Imy)