IDCFM.CO.ID, BALIKPAPAN-– Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPPA) menggelar KLA Press Trip 2019 dengan tema “Pengasuhan Keluarga Berbasis Anak”. KLA Press Trip 2019 menyasar tiga kota di Indonesia, satu diantaranya adalah kota Balikpapan. Balikpapan sendiri tahun ini meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) kategori Nindya.
“Ini kan percepatan KLA, kita tinjau langsung kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perlindungan anak di Balikpapan. Ini menjalankan pembangunan untuk pemenuhan hak anak dari kekerasan dan diskriminasi. Beberapa indikator seperti setiap anak punya akta kelahiran, anak dipastikan sekolah di ramah anak,” ujar Rohika Kurniadi- Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak Atas Pengasuhan Keluarga dan Lingkungan, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak KPPPA disela kunjungannya ke PUSPAGA Balikpapan pada Jumat (20/09/2019).

Rohika mengatakan selama dua hari di Balikpapan, pihaknya memastikan komitmen pemerintah kota dalam menjalankan interpensi program KLA dari Kementrian PPPA. Hal ini mencakup dari pendidikan lingkungan sekolah yang mencakup aktivitas, kreativitas, fungsi asuh dan jajanan sehat. Beberapa poin tersebut merupakan bagian dari upaya sekolah menuju Sekolah Ramah Anak (SRA).
“Media trip ini akan mendukung dan menyuarakan keberhasilan Balikpapan. Karena bukan hanya sekolah saja, tetapi kita melihat dari yayasan, puskesmas, program pemerintah daerah termasuk juga yang berbasis keagamaan,” kata Rohika.
Rohika mengaku kejahatan terhadap anak tahun ini menunjukan tren meningkat dari tahun sebelumnya. Meski tidak memiliki data pasti, ia mengatakan kasus pelecehan seksual di Indonesia masih memprihatinkan. Kekerasan justru dilakukan oleh sosok yang sepatutnya melindungi.
Rohika berujar hukum kejahatan seksual di Indonesia sudah cukup kuat. Apalagi ada sangsi hukuman kebiri bagi pelaku kejahatan menyimpang tersebut. Hanya saja, menurut Rohika, pendekatan dalam menjalankan hukuman tersebut harus diperkuat.
“Hukum itu untuk membangun efek jera. Kasus ini sudah darurat krisis. Pendekatan hukum pelaku kejahatan terhadap anak ini yang harus dikuatkan,” ujarnya menekankan.
Sri Wahyuningsih- Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (DP3AKB) Kota Balikpapan menyebutkan, sampai dengan September 2019 ini pihaknya menerima laporan 32 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kasus tersebut didominasi kekerasan tindak asusila kepada anak di bawah umur.
“Paling tinggi memang masih kekerasan seksual terhadap anak. Kasus kekerasan ini menurut kami tidak wajar,” ujarnya disela-sela mendampingi rombongan Kementrian PPPA.
Yuyun- demikian ia disapa, mengatakan, untuk tekan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, DP3AKB kota Balikpapan bersama dengan psikolog dari HIMPSI melakukan penyuluhan dengan LAUTAN RT. LAUTAN RT merupakan singkatan dari Penyuluhan dengan poLA pengUaTan pengasuhAN anak dan remaja dari RT ke RT.
Target sasaran program ini adalah para keluarga-keluarga yang ada pada wilayah yang sudah ditargetkan. Peserta juga diberi pemahaman terkait delapan fungsi keluarga. Bagaimana orang tua memiliki peran utama dalam melindungi anak anaknya. Anak-anak ini menjadi asset yang berguna di masa yang akan datang dengan pemahaman pola pengasuhan yang baik kepada anak.
“Kami sudah sosialisasi sampai tingkat RT. Terdapat 1.673 seksi PPA yang semuanya adalah orang-orang yang peduli dengan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) dan kekerasan terhadap anak membantu pemerintah kota dalam menekan kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.
DP3AKB sudah menjalankan program Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), yang merupakan program unggulan dari Kementrian PPPA. UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Jl. Milono, Gunung Pasir, Balikpapan Kota juga dimaksimalkan untuk menampung keluhan dan menyelesaikan kasus kekerasan yang mereka terima, termasuk pendampingan sampai ke jalur hukum. Termasuk Pusat Pelayanan Terpadu Kasus Kekerasaan Terhadap Perempuan dan Anak (PPT KTPA) di RSUD Beriman yang di buka sejak HUT Kota Balikpapan pada Februari 2019.
“Kami menyambut baik kunjungan dari Kementrian PPPA. Karena bagian upaya kami mengekspos hal baik beserta seluruh komponen baik masyarakat dan instansi yang lain di Balikpapan untuk perlindungan anak. Karena Balikpapan ini sedang menuju KLA,” kata Yuyun. (Imy)